Design a site like this with WordPress.com
Get started

Strasbourg : Kota tua yang awet cantik

La Petite France

Strasbourg adalah kota kecil di wilayah Timur Perancis, dulunya di sebut Alsace. Letaknya berdekatan dengan negara Swiss, Luxembourg dan Jerman. Aku memilih kota ini sekedar untuk transit sebelum menuju Bern. Letaknya strategis, jika menuju negara-negara sebelahnya, relatif dekat. Dari sini menuju Bern, hanya sekitar 4 jam dengan bus. Saat itu, aku menuju Strasbourg dari Paris dengan Flixbus. Waktu tempuh sekita 6 jam, tiket seharga 12 Euro. Berangkat dari Paris, Bercy Seine Terminal jam 11 malam, sampai di terminal Flixbus Strasbourg jam 5 pagi.

Tujuan utamaku mampir sini adalah kota tuanya yang di sebut “La Petite France”. Wilayah Alsace, selain Strasbourg juga ada Colmar sangat dikenal dengan ciri khas bangunan dan rumah-rumah berbingkai kayu yang masih terjaga baik. Gaya bangunan ini dipengaruhi oleh arsitektur Jerman, yang memang berdekatan secara geografis. 

Kecantikan bangunan di daerah Alsace, bahkan menginspirasi setting film Disney Beauty and The Beast. Pada December, kota ini terkenal dengan pasar Natalnya yang meriah. Mungkin ada yang pernah ingat, pada tahun 2018 kemarin, ada tragedi penembakan oleh teroris yang menewaskan beberapa orang di kota ini. Sedih ya, padahal kota ini kota yang damai. Aku menyaksikan beragaman masyarakatnya yang indah.

Pic. taken from internet

Kesan pertama saat sampai di kota ini, tenang dan bersih. Rasanya jetleg dengan keriuhan Paris.  Jalanan sepi, rapi dan banyak pepohonan. Hotel yang aku booking melalui booking.com terletak di dekat stasiun central Strasbourg yang bisa ditempuh dengan jalan kaki. 4km, ok lah..

Kota ini dilalui sungai besar, yang bersumber dari Swiss, sungai Reine. Aku memilih mengikuti alur sungai. Aliran sungai cukup deras, air jernihnya memantulkan cahaya matahari pagi yang baru bangun. What a calm city. Post Paris Syndrome, setelah mengunjungi Paris semua kota serasa kecil dan sepi, saking ramenya disana. Baru setengah jalan, mataku menangkap sesuatu yang sangat familiar. Sebuah kubah Masjid gede berwarna hijau. Iya, benar itu sebuah masjid. Terletak di perempatan jalan besar, bangunan masjid ini megah dengan area parkir luas. Aku terkagum… bukan tipikal masjid di negara Non Muslim yang biasanya bangunan kecil atau nyempil. Masjid ini sebesar masjid Agung di Jakarta. 

Cukup impressed dengan fakta bahwa ternyata di Strasbourg cukup banyak Muslim. Wilayah sekitar Masjid adalah semacam kampung Arab, banyak sekali resto Halal berjajar sepanjang jalan yang kulalui menuju hotel.

Aku cukup puas dengan kamar hotel, dengan harga 400rb semalam, dapat kamar single itu lumayan banget di Eropa. Biasanya mah cuman dapat dormitori. Kamar mandi sharing perlantai, ada 1 kamar mandi dan 2 toilet. Yang aku sayangkan hanya tidak ada fasilitas dapur umum, bahkan tidak ada kattle untuk sekedar merebus air. Huwaaa…… lesson to learn. Penting banget untuk teliti mengenai fasilitas hotel. Bagi budget traveler, dapur itu penting banget. 

Strasbourg Central Station, hanya 10 menit jalan kaki dari hotel. Stasiun ini bergaya megah, futuristic. Keren dah pokoknya. Petite France ternyata tidak begitu jauh dari central station, 15 menitan lah. Seluruh wilayah wisata kota ini bisa dan memungkinkan untuk ditempuh dengan jalan kaki. Kalau ga pelit2 banget kaya aku, bisa naik tram yang beroperasi hingga jam 12 malam. Kota ini sangat simple and convenient.

Benar, bangunan-bangunan tua disini benar-benar cantik. Nuansa negeri dongeng banget. Sayang, kamera HP ku tak cukup cangih untuk membidik kecantikan kota ini. Sungai jernih dan bersih membelah kota, bunga-bunga dan cafe-cafe dimana-mana. Tersedia wisata cruising sepanjang sungai dengan speedboat dan kapal. Kebayang gimana romantisnya malam-malam pegangan tangan dengan suami menyusuri tiap sudut kota ini.

Strasbourg Cathedral adalah landmark yang wajib ditengok juga. Arsitekturnya mirip Notre Dome.  

Setelah itu, jalan-jalan menyusuri pinggiran sungai yang asri aku menemukan banyak spot2 menarik sampai di gedung Perlemen Uni Eropa. Ya, ternyata (atau hanya aku yang baru tau), Strasbourg adalah ibu kota Uni Eropa. Disini berdiri megah kompleks gedung parlemen yang super keren dan futuristik. Sekitar gedung ini penuh taman luas dan rindang, Parc de Orange namanya. Ada juga taman yang cukup terkenal, Le Jardin des Deux Rives. Ada Jembatan super cantik disana. Sayang aku tak punya cukup waktu untuk kesana karena letaknya berada di luar area pusat kota.

Segala macam makanan ada disini. Ada resto Arab, Afrika, China juga. Resto Halal tak sulit ditemui. Jika ada waktu panjang di Strasbourg  bisa sekalian mampir Colmar yang sama cantiknya, hanya sekitar 30an menit dengan kereta dari Central Station. 

Bagi yang suka belanja, banyak sekali toko souvenir. Butik merk-merk baju terkenal bisa juga ditemui disini. Aku sempat tertarik untuk masuk sebuah toko buku, dan menemukan novel Pramoedya “Bumi Manusia” edisi Perancis disini. Bangga.

Strasbourg melebihi ekspektasiku. 2 hari yang berkesan di Strasbourg. Aku akan kembali bersama suamiku. Aamiin…

Advertisement