“Berjilbab tapi ngerokok, “
“Pakai jilbab tapi kelakuannya…. mending dicopot aja.. “
“aku belum siap pakai jilbab, takut ga bisa menyeimbangkan sama sikap, takut ntar copot pasang…”
Aku sering mendengar kata-kata itu, sering juga baca berita soal artis yang dibully gara-gara memutuskan menanggalkan jilbab atau karena ketahuan merokok, dugem, dll.
Aku masih ingat hari pertama memutuskan memakai jilbab. Hari itu aku butuh lebih dari 2 jam hanya sekedar untuk keluar kamar dengan jilbab (bukan untuk pergi ngaji). Hari itu aku merasa tidak pantas mengenakannya, karena masih belum bisa menjaga sikap, mulut, hati…. Hal-hal yang sering kali jadi alasan untuk sebaik ya jangan dulu..
Sudah hampir 10 tahun sejak hari itu, dan aku masih belajar. Masih belum bisa mengenakan jilbab yang sesuai tuntunan syar’i. Masih suka pakai jeans, baju ketat, dan tentu saja masih sulit menjaga sikap maupun hati.

Aku belajar memahami jika menjaga jilbab itu bukan hal yang mudah. Maka aku memilih untuk “paham”(bukan berarti setuju), jika ada mereka yang tidak sanggup menjaganya kemudian memutuskan untuk menanggalkan. Namun, setidaknya, sebuah usaha dan keberanian untuk memulai adalah hal yang sudah layak untuk dihargai. Sekecil apapun usaha untuk menaati perintah Allah itu lebih baik daripada tidak sama sekali.
Namanya juga usaha, tidak semua berhasil. Ada yang gagal, dan itu sesuatu yang seharusnya bukan menjadi alasan untuk lebih baik tidak dicoba.
Tidak munafik juga saat mengetahui seseorang yang pernah aku kenal dulunya berjilbab, kemudian memutuskan untuk menanggalkan, dalam hati ada perasaan kecewa, menggangap hal itu buruk dan sebagainya. Menjadi kewajiban sesama Muslim untuk mengingatkan, menasehati. Namun, adab mengingatkan adalah dengan sembuyi-sembunyi.
Tak ada yang benar-benar kita miliki di dunia, semua hanya titipan. Termasuk iman. Jika Allah menghendaki, bisa saja iman yang kita banggakan hari ini diambil. Bisa jadi yang kita cibir hari ini, besok diberi hidayah. Kita tidak pernah tahu,
Yang aku tahu, jilbab itu untuk Muslimah, bukan untuk malaikat.
Menikmati karya indah tulisanmu. Kereeen Emi
LikeLiked by 1 person
Terima kasih Novi, sudah membaca tulisanku 😊
LikeLike